XIII Koto Kampar,- yang di hadiri langsung oleh Sekda Kampar, Drs.H.Yusri.M.Si Konvergensi Stunting dan Bakti Sosial Percepatan Penurunan Stunting Di Kabupaten Kampar yang dilaksanakan di Desa Muara Takus, Kecamatan XIII Koto Kampar, Kamis (27/10)

Turut hadir pada kesempatan tersebut Kepala Perwakilan BKKBN Prov Riau Dra. Mardalena Wati Yulia, M.Si, Kakan Kemenag, Ahmad Fuadi, Kadis Sosial Drs. Muhammad,M.Si, Kadis PMD Lukmansyah Badoe, Kepala PPKBP3A Drs. H. Edi Afrizal, Camat XIII Koto Kampar Zulfikar.

Dalam Lapornnya dr.Zulhendra Das’at, M.Hkes, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kampar melaporkan, Kegiatan ini merupakan kegiatan perjalanan panjang untuk menurunkan stunting yang  khususnya di daerah kabupaten kampar berbagai upaya yang telah di lakukan pemerintah kabupaten kampar termasuk intervensi baik secara langsung maupun yang  tidak langsung .

“Dilihat dari data angka stunting di Kabupaten kampar saat ini dari sebelum di lakukannya audit stunting 1300 orang, setelah di lakukannya audit kasus stunting ini menjadi sebanyak 850 orang ,sebagai langkah untuk pencegahan stunting ini kita lakukan dari hulu ke hilir khusunya dalam 1000 Hari kehidupan pertama, 270 hari  masa kehamilan dan 730 hri setelah masa kehamilan dan sampai masa 2 tahun.”Tuturnya”

Konvergensi stunting ini juga melakukan bergabagi kegiatan Bakti Sosial seperti , Pengobatan, Kitan Masal, Donor Darah, Pemeriksaan Ibu Hamil, yang beresiko melahirkan bayi stunting yang bekerja sama dengan OPD terkait.

Kadiskes Kampar juga mengucapkan terimakasih kepada seluruh OPD yang telah berpartisipasi dalam konverensi Pencegahan Stunting dan Baksos Pelayanan Kesehatan Dalam Rangka HKN Ke 58.

Kadiskes juga berharap di 2024 kedapannya target Nasional refelensi stunting 14% dapat kita capai bersama nantinya.”Tutupnya”.

Dalam Kesempatan itu Sekda Kampar Drs.H.Yusri.M.Si menyampaikan Pencegahan stunting menjadi prioritas Nasional yang juga harus menjadi prioritas dari setiap tingkat pemerintahan dalam penyusunan rencana dan anggaran pembangunan nasional maupun daerah.

Untuk mencapai hasil yang optimal berdasarkan prinsip efisien dan efektif dalam pencegahan stunting, dipandang perlu dilakukan konvergensi dalam.

“program/kegiatan dan sumber pembiayaan pada Lokasi Desa yang telah ditetapkan. Konvergensi pencegahan stunting merupakan pendekatan intervensi yang dilakukan secara terkoordinir, terpadu, dan bersama-sama. Upaya ini harus melibatkan lintas sektor dalam perencanaan, pelaksanaan dan pemantauan kegiatan. Pemerintah Daerah bertanggung jawab dalam memastikan intervensi lintas sektor untuk pencegahan stunting dapat dilaksanakan secara efektif sampai dengan tingkat Desa.”tuturnya”.

Upaya percepatan pencegahan stunting akan lebih efektif apabila intervensi gizi spesifik dan intervensi gizi sensitif dilakukan secara konvergen. Konvergensi penyampaian layanan membutuhkan keterpaduan proses perencanaan, penganggaran, dan pemerintah secara lintas pemantauan program/kegiatan sektor untuk memastikan tersedianya setiap layanan intervensi gizi spesifik kepada keluarga sasaran prioritas dan intervensi gizi sensitif untuk semua kelompok masyarakat, terutama masyarakat miskin.

Partisipasi masyarakat dapat membuka rang peningkatan kapasitas kader Desa dan lembaga penyedia layanan di Desa untuk mendorong keberlanjutan gerakan pencegahan stunting melalui rencana aksi, regulasi dan dukungan pendanaan Desa, serta memastikan kesiapan pemerintahan Desa dalam mengawal konvergensi pencegahan stunting.

Masa depan kita tergantung pada aksi dan langkah kolaboratif yang kita lakukan sekarang. Dalam menyongsong masa depan, kita harus optimis namun tidak boleh lengah. Anak-anak bangsa adalah bagian dari masa kini dan masa depan. Sekarang kita rawat mereka, kelak mereka yang merawat bangsa.”Tutunya”.

Dalam acara Konvergensi Stunting dan Baksos Pelayanan Kesehatan itu juga dilakukannya penandatanganan (MOU) Dinas Kesehatan dengan Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai yang langsung di saksikan oleh Sekda Kampar Drs.H.Yusri.M.Si. (Humas Dinkes)