Sesuai arahan Pj Bupati Kampar, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kampar dr. Zulhendra Das’at, M.H.Kes di damping oleh Sub koordinator Pembiayaan Zolmiwardi, SKM, M.Kes dan Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Poppy Rahmadini, SKM, M. Si dan Kepala UPT Puskesmas Batu Bersurat dr. Ilham Efendi, Guna untuk memastikan Pelayanan Kesehatan Kepala bocah malang tersebut Sabtu, (26/02/2023).
Bocah cilik itu bernama Lutfi Zaidan Irawan berusia 8 tahun duduk pada sebuah kursi roda, bersandar diapit ibu dan beberapa keluarga lainnya, dia sesekali tertawa dan mengulum jemarinya.
LUTFI ZAIDAN IRAWAN warga Desa Binamang XIII Koto Kampar Ia menderita Hidrosefalus sejak usia lahir, Berbeda dengan bocah seusianya, Lutfi hanya bisa mendekam saja dalam rumahnya.
Lutfi berusaha duduk dengan posisi normal. Namun apa daya, Harapan dan usaha itu tak jua berhasil. Derita Hidrosefalus membuat ukuran kepalanya membesar dan susah bergerak, Bahkan hanya untuk makan pun dia hanya bisa disuapi. Jika anak-anak seusianya dengan luwes menggerakkan tangannya tanpa ada hambatan berarti, maka hal itu tidak berlaku untuk Lutfi. Tangannya sedikit bengkok, begitupun kakinya, dan dia tidak bisa melipat persendiannya dengan luwes.
Untuk keseluruhan penampilannya, dari kaki, tangan, dada, hingga kepalanya, ada satu ciri yang mencolok yakni kepalanya tumbuh dan berkembang hingga terlihat lebih besar dari kepala anak-anak seusianya. Dalam kesempatan itu kadiskes menyampaikan bahwa pihaknya telah memastikan Kartu Indonesia Sehat (KIS)nya sudah bisa di gunakan dan nantinya bisa dirujuk ke rumah sakit untuk pengobatan lebih lanjut.
“KIS sudah kami proses agar seluruh pengobatannya gratis. Rencananya nanti akan kita fasilitasi untuk dirujuk ke salah satu Rumah Sakit yang ada di Pekanbaru, kondisi Lutfi akan terus dikawal oleh dokter Puskesmas, dan keluarga Lutfi juga suah mendapatkan Program Keluarga Harapan” terang Kadiskes”.
Ia juga memberikan edukasi serta dorongan kepada keluarga agar Lutfi segera di lakukan tindakan operasi, dan insya allah besok Senin Lutfi sudah bisa kita rujuk, tutupnya”.
Pasien atas nama Riski menderita penyakit langka, Akibat penyakit langka tersebut, tubuhnya kering-kering dan mengelupas, dan terdapat di seluruh badan.
“Kalau pasien atas nama riski itu sudah pernah mendapatkan perawatan di RS bahkan sampai di rujuk ke jakarta. Penyakit pasien ini merupakan penyakit bawaan dan sangat sulit untuk disembuhkan.
Kadis kesehatan ini mengatakan bukan berarti riski tidak pernah mendapatkan pelayanan kesehatan,”ungkap zulhendra
Ia menambahkan, dalam keluarga riski tidak sendiri ada juga beberapa kakak beradik berjumlah 8 orang, riski yang paling bungsu atau yang paling kecil.
Zulhendra pun menanyakan bahwa kalau untuk kebutuhan dasar masih cukup,”tutupnya
(Humas Dinkes).