Bangkinang,11/01/ 2023, Dinas Kesehatan mengadakan pelatihan uji fungsi Antropometri kit di aula dinas kesehatan kan, kampar, adapun peserta yg hadir meliputi 31 tenaga pengelolah gizi ( TPG), perwakilan kader Posyandu dan guru paud di wilayah kerja Puskesmas se kab, kampar, dan narasumber dari tim penyedia Antropometri kit . Dalam hal ini kepala dinas kesehatan kab kampar yg diwakili plt. Sekretaris Dinkes kesehatan bpk Haryanto, SKM, MKM membuka acara ini dengan resmi, dalam sambutannya sekretaris dinas mengatakan , Dalam rangka pencegahan kasus stunting dan masalah gizi pada anak, harus dilakukan deteksi dini di masyarakat melalui Upaya Kesehatan Bersumber daya Masyarakat (UKBM) antara lain posyandu, poskesdes, dan institusi pendidikan.
Deteksi dini dilakukan dengan cara melakukan Penilaian pertumbuhan anak yang harus dilakukan secara berkala. Penilaian ini menggunakan Standar Antropometri Anak yang digunakan untuk menetapkan acuan dalam penilaian status gizi dan tren pertumbuhan Anak Indonesia, sebagai rujukan untuk mengidentifikasi anak-anak yang berisiko gagal tumbuh tanpa menunggu sampai anak menderita masalah gizi, serta sebagai dasar untuk mendukung kebijakan kesehatan dan dukungan publik terkait dengan pencegahan gangguan pertumbuhan. Dengan ditetapkannya Standar Antropometri Anak, diharapkan dapat memberikan acuan pelaksanaan dan pedoman bagi seluruh pemangku kepentingan di pusat dan daerah, serta pengguna pada berbagai tingkat fasilitas pelayanan kesehatan utamanya dalam rangka upaya pencegahan stunting dan perbaikan gizi masyarakat.
Dinas kesehatan berkomitmen dalam mengupayakan pengadaan Antropometri set pada tahun 2022, dimana dilakukan pengadaan 108 unit dari Dana ALokasi Khusus (DAK) Fisik 2022. 486 Unit di peroleh dari Dana Bantuan Khusus Keuangan (Bankeu) Pemerintah Propinsi Riau dan 477 Unit diperoleh dari Hibah Kementerian Pusat. Dan hal ini kepala bidang kesehatan masyarakat ibu Poppy rahmadini menyampaikan perbedaan jumlah anak stunting dari tahun sebelumnya yg sangat significant itu sudah di telusuri secara by name by address, dan diketahui 40 % nya karena salah pengukuran, dilapangan masih banyak ditemukan pengukuran anak anak balita.
Masih menggunakan alat ukur tradisional seperti dacin ataupun alat ukur yg tidak terstandar, 30 % nya karena intervensi sensitif maupun intensif yg dilaksanaka oleh puskesmas sebagai ujung tombak pelaksana pelayanan dinas kesehatan, Dengan tersedianya Antropometri yang sesuai standart kementrian kesehata di harapkan puskesmas dan jejaring dapat melakukan pengukuran dengan baik dan hasil yang akurat sehingga masalah status gizi pada anak dapat di deteksi secara dini. Bukan hanya di Posyandu saja Antropometri ini di berikan, namun di paud2 juga kita berikan Antropometri kit, karena dlm usia anak di paud dilakukan juga kegiatan kegiatan oleh bidang paud utk pencegahan Stunting.
Kepala Dinas Kesehata Kab Kampar menyatakan ditempat terpisah, upaya pemenuhan antropometri di seluruh posyandu adalah upaya pemerintah daerah Kabupaten Kampar, melalui Dinas Kesehatan, saat anggaran tidak tercukupi kita melakukan pengajuan permohonan baik ke Provinsi maupun ke Pusat, alhamdulillah kebutuhan kita terpenuhi semua, jadi saya himbau buat seluruh Kepala Desa yg masih merasa Posyandunya belum memiliki alat antropometri ini bisa segera hubungi puskesmas terdekat ataupun Dinas Kesehatan. Kita bersama sama melakukan upaya pencegahan stunting dgn salah satunya dengan meningkatkan skrining penilaian tumbuh kembang pada anak.