Bangkinang, 16/05/2024 Kepala Dinas Kesehatan Kab.Kampar yang di wakili oleh
Sekretaris Arianto,SKM. MPH yang di dampingi oleh Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat
Poppy Rahmadini, SKM, M.Si dan di hadiri oleh TPG Puskesmas Se-Kabupaten Kampar.
Dalam arahanya ia menyampaikan Masalah gizi Balita di Indonesia masih cukup tinggi. Berdasarkan Survei Kesehatan Indonesia (SKI) Tahun 2023 prevalensi balita wasting sebesar 2,1% dan Balita stunting 15,8%. Sedangkan data Riskesdas (2018) menunjukkan prevalensi risiko KEK pada Wanita Usia Subur (WUS) sebesar 14,1%, sedangkan pada Ibu hamil sebesar 17.3%. Selain itu prevalensi anemia pada ibu hamil sebesar 48,9%.
”Masalah gizi ini disebabkan oleh berbagai faktor. Kekurangan asupan makanan bergizi dan atau seringnya terinfeksi penyakit menjadi salah satu penyebab langsung terjadinya masalah gizi”.
Dan Gizi memegang peranan penting dalam siklus hidup manusia. Upaya perbaikan status gizi balita dan ibu hamil khususnya dalam menekan angka gagal tumbuh pada anak atau stunting upaya ini memegang peranan penting mengingat di Indonesia khususnya Kabupaten Kampar memiliki puncak demokgrafi pada tahun 2030-2035, keberhasilan upaya penekanan stunting akan menentukan kualitas sumber daya manusia. "Ujarnya"
”Intervensi Spesifik dan sensitif merupakan Program rutin di puskesmas yang diharapkan puskemas mampu dalam penanganan masalah kesehatan khususnya masalah status gizi pada balita dan ibu hamil, karena intervensi ini merupakan Upaya percepatan dan penurunan stunting khususnya di kabupaten Kampar”.
Di akhir arahanya juga berharap dengan turun nya angka prevalensi stunting tahun 2023 yaitu 7,6 % dari tahun 2022 yaitu 14,5, kita tetap konsisten dalam bekerja, sehingga tidak ada lagi kasus baru stunting pada bayi baru lahir.”Tutupnya”(Humas Dinkes).