Dinkes lakukan Pencanangan Aksi Bergizi Nasional di Seluruh Sekolah Se Kabupaten Kampar

Bangkinang,- Pencanangan Gerakan Nasional Aksi Bergizi Di Buka Langsung Oleh PJ.Bupati Kampar Dr.H.Kamsol,di Pondok Pesantren Mualimin Bangkinang Kota.(26/10)

Dalam hal ini turut hadir di antaranya Kepala Dinas Kesehatan Dr. Zulhendra Das’at,M.Hkes  Kepala Pondok Pesantren Mualimin Muhammadiyah Makmur.S.Hi, Kepala Madrasa Aliyah Martinus.MA, Kepala Bidang Kesehatan Poppy Rahmadini,SKM,M.Si , Kepala Puskesmas Bangkinang Kota Dr.Yudi Susanto.M.Km dan Seluruh Majelis Guru Pondok Pesantren Mualimin Muhammadiyah Bangkinang Kota.

Kepala Dinas Kesehatan dr.Zulhendra Das’at,M.Hkes Melaporkan Gerakan Nasional Aksi Bergizi ini merupakan salah satu intervesi pemerintah dalam mencegah stunting sebelum kelahiran.

Pada usia 5-14 tahun, Kasus anemia 26,8%,usia 15 hingga 24 tahun ada 32% selain itu,jumlah remaja putri yang memperoleh ttd dalam 12 bulan terakhir berkisar 76,2%. Akan tetapi, hanya 1,4% yang mengkonsumsi TTD sesuai anjuran.Gerakan Nasional Aksi Bergizi  ini adakah hal penting untuk menigkatkan konsumsi TTD pada Remaja putri sekaligus memperbaiki perilaku mengonsumsi gizi seimbang .”ungkapnya”

Gerakan Nasional Aksi Bergizi akan di daftarkan ke rekor MURI dengan pelaksanaan Gerakan Nasional Aksi Bergizi dengan Jumlah sekolah terbanyak dengan target jumlah sekolah sebanyak 1.028 (minimal dua sekolah x 514 Kabupaten atu kota).

Dinas Kesehatan Kabupaten Kampar memerintahkan seluruh siswa/siswi SLTP, SLTA,dan Pondok Pesantren untuk mengikuti Gerakan Nasional Aksi Bergizi ini, serta guru-guru dimulai dengan senam bedincak bersama, dilanjutkan sambutan, dilanjutkan sarapan bergizi bersama dan pemberian tablet tambah darah (TTD) kepada para siswi /siswi yang langsung di koordinir oleh seluruh Puskesmas yang berada di Kabupaten Kampar.

Kepala Dinas Kesehatan dr.Zulhendra Das’at  mengatakan penyakit anemia atau kekurangan sel darah merah merupakan salah satu masalah kesehatan yang dapat dialami semua kelompok umur, mulai balita, remaja, ibu hamil dan lansia.”tutupnya’’

Dalam hal ini Pj Bupati Kampar Dr.H.Kamsol.MM  menyampaikan anemia merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat di indonesia yang dapat dialami oleh semua kelompok umur mulai dari balita, remaja, ibu hamil sampai usia lanjut. riskesdas 2018 menunjukan bahwa anemia pada anak usia 5-14 tahun tercatat sebesar 26,84 dan usia 15-24 tahun sebesar 3240. hal ini berarti sekitar 3 dari 10 anak di indonesia menderita anemia.

Masih tingginya kasus anemia erat kaitannya dengan kepatuhan konsumsi tablet tambah darah (ttd), khususnya pada remaja putri dan ibu hamil. melihat masih rendahnya kepatuhan konsumsi ttd pada remaja putri, unicef menginisiasi kegiatan aksi bergizi yang mulai dilaksanakan tahun 2018 di kabupaten Kampar melalui advokasi, mobilisasi sekolah dan masyarakat, koordinasi multi sektor, penguatan kapasitas serta pemantauan dan evaluasi.

Kegiatan yang dilaksanakan dengan tiga intervensi utama. Pertama, sarapan dan minum ttd bersama di sekolah/madrasah sederajat setiap minggu sekali sebagai satu kesatuan kegiatan.Kedua, edukasi gizi yang bersifat multi-sektor dengan tujuan mempromosikan asupan makan yang sehat dan aktivitas fisik, Ketiga, komunikasi untuk perubahan perilaku yang relevan dan komprehensif.

Kemudian, peningkatan proporsi semua remaja memiliki sikap positif terhadap ttd dan rematri yg mengkonsumsi ttd setiap minggu.Selanjutnya, peningkatan remaja yg melakukan aktivitas fisik 60 menit/hari dan mengonsumsi buah dan sayur setelah dilakukan intervensi.

serta proporsi remaja putri yang mengonsumsi ttd mingguan 12 kali lebih mungkin naik setelah intervensi, sejalan dengan rangkaian kegiatan gerakan tersebut, dalam rangka memperingati hari sumpah pemuda dan hari kesehatan nasional ke-58. kementerian kesehatan bermaksud mengadakan gerakan nasional aksi bergizi melalui kampanye aksi bergizi.

kegiatan ini melibatkan lintas sektor ditingkat pusat dan daerah serta seluruh warga sekolah, khususnya remaja putri sebagai penerima manfaat langsung dari kegiatan ini.

kegiatan ini juga diharapkan dapat memotivasi sekolah-sekolah lain untuk ikut melaksanakan kegiatan aksi bergizi secara rutin sebagai bentuk upaya meningkatkan gizi remaja serta mencegah anemia pada remaja putri, sehingga mendukung pencegahan stunting secara nasional. (Humas Dinkes).