Kanker payudara merupakan kanker yang paling sering diderita oleh perempuan di Indonesia, dengan 64 kematian orang setiap harinya.
Data dari The Global Cancer Observatory (Globocan 2024) dan Kementerian Kesehatan RI (Ditjen PTM, 2025) menunjukkan bahwa kanker payudara merupakan jenis kanker paling banyak diderita oleh perempuan di Indonesia.
.png)
Pada tahun 2022, di Indonesia tercatat terdapat 66.271 kasus baru kanker payudara, dengan angka kematian mencapai 22.598 jiwa — artinya, setiap hari sekitar 64 perempuan meninggal akibat kanker payudara.
.png)
Yang lebih memprihatinkan, lebih dari 50% kasus kanker payudara di Indonesia baru terdiagnosis pada stadium lanjut, di mana tingkat keberhasilan pengobatan menurun drastis.
Padahal, jika didiagnosis pada stadium dini, pasien masih memiliki tingkat kelangsungan hidup >97% setelah 5 tahun terdiagnosis. Namun, jika ditemukan pada stadium lanjut, pasien hanya memiliki tingkat kelangsungan hidup <20% setelah 5 tahun terdiagnosis.
Berdasarkan data BPJS Kesehatan, keseluruhan 5-year survival rate kanker payudara di Indonesia hanya 56,8%.
Cakupan skrining kanker payudara di Indonesia masih perlu penguatan — kurang dari 30% perempuan menjalani pemeriksaan secara rutin setiap tahun. Kondisi ini menunjukkan masih rendahnya kesadaran masyarakat terhadap pentingnya deteksi dini dan pemeriksaan payudara secara berkala.
Rendahnya cakupan skrining ini berimplikasi pada tingginya angka penemuan kasus stadium lanjut. Intervensi yang komprehensif diperlukan untuk mengatasi masalah ini.
.png)
Langkah dan Kebijakan Pemerintah : Perluasan Skrining dengan SADANIS +USG di Layanan Primer. Kemenkes berkomitmen untuk melakukan Transformasi Sistem Kesehatan sebagai upaya memperbaiki sistem kesehatan di Indonesia termasuk dalam layanan kanker.
Sebagai langkah nyata, Kementerian Kesehatan RI sejak tahun 2023 telah mengembangkan model skrining baru dengan metode SADANIS (pemeriksaan klinis) yang dikombinasikan dengan USG (Ultrasonografi) payudara.
Program ini mulai diperkenalkan di Tangerang dan Depok sebagai proyek percontohan dan akan diterapkan secara nasional pada tahun 2025.
Kebijakan ini didukung dengan:
- Pemenuhan alat USG di layanan primer (puskesmas),
- Peningkatan kapasitas dokter umum dalam penggunaan USG untuk deteksi dini, serta
- Integrasi dengan program Cek Kesehatan Gratis (CKG) dan indikator Standar Pelayanan Minimal (SPM) bidang Penyakit Tidak Menular.
Pendekatan ini merupakan bagian dari Transformasi Layanan Kesehatan Nasional, yang menekankan pentingnya skrining 14 penyakit penyebab kematian tertinggi, termasuk kanker payudara dan kanker leher rahim.
Pesan Penting untuk Perempuan Kampar
Data tersebut menjadi pengingat bahwa deteksi dini bukan sekadar pilihan, melainkan kebutuhan.
Dengan melakukan pemeriksaan secara rutin — baik SADARI di rumah maupun SADANIS dan USG di fasilitas kesehatan — perempuan dapat mencegah risiko kematian akibat kanker payudara.
Dinas Kesehatan Kabupaten Kampar mengajak seluruh perempuan untuk memanfaatkan layanan deteksi dini di Puskesmas, karena setiap langkah kecil pemeriksaan hari ini bisa menjadi penyelamat di masa depan.
Deteksi Dini Selamatkan Hidup — Periksa Sekarang, Jangan Nanti.
#CegahKankerPayudara #SADARI #SADANIS #USGPayudara #DinkesKampar #GERMAS
Sumber :
Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular (Dit. PTM), Kementerian Kesehatan RI, Oktober 2025.
Materi disampaikan dalam kegiatan Orientasi Klinis dan Koordinasi Teknis Deteksi Dini Kanker Payudara pada Perempuan bertajuk “BUST – Boosting Understanding of Screening and Treatment Kampar 2025”
Aula Stanum Bangkinang, 29 Oktober 2025.
Disusun oleh:
Tim Media Informasi dan Humas Dinas Kesehatan Kabupaten Kampar
